ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PADA PERUSAHAAN LAYANAN KESEHATAN STUDI KASUS RUMAH SAKIT RIZANI PAITON KOTA PROBOLINGGO


ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
PADA PERUSAHAAN LAYANAN KESEHATAN
STUDI KASUS RUMAH SAKIT RIZANI PAITON KOTA PROBOLINGGO



Dosen Pengampu :


Disusun Oleh :
Achmad Miftakhul Ilmi          (4115092)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG





Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Eksekutif pada Perusahaan Layanan Kesehatan Studi Kasus Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo”. Maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Sistem Informasi Eksekutif Studi Strata I pada Jurusan Sistem Informasi di Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1.      Bapak Prof. Dr. H.Ahmad Zahro, MA selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
2.      Endang Kurniawan, S.Kom., M.M., CEH, CHFI, CIPM selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Eksekutif Fakultas Teknik Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Jombang, 26 Oktober 2017





Penulis











  

BAB 1 

1.1              Latar Belakang

Peranan teknologi informasi khususnya dalam dunia bisnis saat ini lebih ditekankan kepada usaha revolusi inovasi yang dilakukan secara global dan hubungannya mengenai riset dan pengembangan, membawa peranan yang sangat dibutuhkan untuk mewujudkan teknologi informasi berbasis bisnis, karena tidak hanya sebagai alat utama suatu perusahaan dalam mengahadapi persaingan tetapi menjadi sebuah prestasi tingkat global yang perlu dicapai oleh sebuah perusahaan dan keinginan dari setiap Chief Executive Officer (CEO) sebuah perusahaan.
Rumah Sakit Rizani Paiton merupakan salah satu rumah sakit yang ada di Kabupaten Probolinggo  salah satu contoh dari perusahaan dibidang kesehatan. Dan Rumah Sakit Rizani Paiton adalah studi kasus yang akan diangkat dalam penelitian ini. Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit Rizani Paiton sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. Sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. Sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer.
Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu unit kerja pengelola data dan Informasi dituntut untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.
Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit di Indonesia.
Dengan informasi sebuah lembaga, dalam hal ini rumah sakit dapat mengetahui tingkat  produktivitas, kemajuan, dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit tersebut. Oleh sebab itu dalam  rumah sakit tersebut diperlukan sebuah sistem  informasi yang dapat mengolah dan merangkum data yang berhubungan dengan pelayanan dan informasi mengenai rumah sakit.  Sistem informasi ini disebut Sistem  Informasi Eksekutif (SIE). SIE harus mampu menangani, mengolah dan merangkum data dari semua bagian yang ada di rumah sakit. SIE juga perlu memberikan tingkatan pengguna dalam hal akses terhadap data-data tersebut, tidak semua dapat mengakses data tertentu dan melakukan perubahan terhadapnya. Sehingga masing-masing pengguna hanya akan memperoleh hak kuasa terhadap informasi yang diinginkan.

1.2              Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa perananan teknologi informasi pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo?
2.      Bagaimana bentuk aplikasi atau teknologi informasi yang bekerja pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo?
3.      Bagaimana pendekatan teknologi informasi pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo dengan measurement, experimentation, sharing, dan replication ?
4.      Bagaimana peranan teknologi informasi dalam manajemen strategik ?
5.      Apa pentingnya peran divisi Teknologi Informasi dalam proses bisnis ?
6.      Apa pentingnya CIO dalam perusahaan ?

1.3              Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan ini, penulis memberikan batasan masalah agar pembahasan yang ada tidak meluas dan tetap terfokus pada tema atau judul yang diangkat. Penulis membatasi bahwasahnya yang akan dibahas dalam laporan ini adalah bagaimana sistem informasi eksekutif yang ada pada perusahaan Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo.

1.4              Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui perananan teknologi informasi pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo.
2.      Untuk mengetahui aplikasi riil penerapan teknologi informasi pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo.
3.      Memahami pendekatan informasi pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo dengan measurement, experimentation, sharing, dan replication.
4.      Untuk memahami peranan teknologi informasi dalam manajemen strategik.
5.      Mempelajari pentingnya divisi Teknologi Informasi dalam proses bisnis.
6.      Mengetahui pentingnya peran CIO dalam perusahaan.

1.5              Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat yang diharapkan dari analisis penerapan sistem informasi eksekutif pada perusahaan layanan kesehatan ini adalah :




1.                  Bagi Penulis
a.              Sebagai pengalaman dalam dunia kerja yang dapat dijadikan pedoman dalam analisis penerapan sistem informasi eksekutif pada perusahaan layanan kesehatan.
b.             Sebagai sarana dalam mengimplementasikan ilmu yang di dapat dari bangku perkuliahan.

2.                  Bagi Peneliti lain.
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  sumbangan pemikiran kepada peneliti lain dan  dapat menjadi bahan  referensi untuk perbaikan  atau  pengembangan  bagi  peneliti  lainnya  yang  akan  meneliti dibidang atau masalah yang sama.

1.6              Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam analisis penerapan sistem informasi eksekutif pada perusahaan layanan kesehatan adalah :




1.      Wawancara
Tahap wawancara adalah tahap mencari informasi langsung dari narasumber untuk mendapatkan informasi yang lengkap dengan tanya jawab.
2.      Observasi
Tahap Observasi adalah tahap mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung bagaimana sistem yang akan digunakan.
3.      Studi Pustaka
Mengumpulkan data dan menelaah berbagai macam referensi dan sumber informasi lainnya yang ada kaitannya dengan aplikasi jadwal kuliah berbasis android.

BAB 2 

2.1              Sistem Informasi Eksekutif

Sistem informasi eksekutif adalah sebuah sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi yang dibutuhkan eksekutif, dimana sistem ini memiliki akses yang cepat dan akurat untuk mendapatkan informasi dan membuat laporan manajemen (Turban dan Aronson, 2005).
Sedangkan menurut Whitten & Bentley (2007), Sistem Informasi Eksekutif adalah sebuah sistem informasi yang mendukung kebutuhan perencanaan dan penilaian manajer eksekutif. Sistem informasi eksekutif merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja perusahaan.
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer dalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen puncak. Jadi executive information systems harus mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’Brien, 2000).
Istilah Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan dengan perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan. Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional, manajer puncak akan menerima semua informasi dari subsistem - subistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut. Berikut ini beberapa pandangan tentang apa yang harus dilakukan oleh Eksekutif :
·         Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang sama merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staff, mengarahkan dan mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
·         Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
·         Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap:
a)      menetapkan agenda - tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek).
b)      membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut.
c)      menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan informasi bagi manajer eksekutif dalam membuat laporan manajemen atau mengambil keputusan. Sistem informasi eksekutif juga disebut sebagai sistem pendukung eksekutif. Sistem ini merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengindentifikasi masalah. Sistem Informasi Eksekutif dirancang untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan pada saat mereka membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat. Kemampuan drill down yang tersedia pada sistem ini memungkinkan eksekutif dapat melihat lebih rinci suatu informasi.

2.2              Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah suatu studi perancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, terutama pada aplikasi hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak komputer). Secara sederhana, Pengertian Teknologi Informasi adalah fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam mendukung dan meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas
Sedangkan menurut Wikipedia, bahwa pengertian teknologi Informasi (IT) adalah istilah umum tekologi untuk membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan menyebarkan informasi.
Teknologi informasi ini sangat penting karena teknologi informasi berbasis computer ini dapat memberikan informasi kepada eksekutif untuk mendukung pengambilan keputusan dalam hal menentukan strategi dan kebijakan organisasi. Disamping itu sesuai dengan dinamika bisnis dan persaingan antar perusahaan yang ketat menyebabkan para eksekutif membutuhkan informasi yang cepat dan akurat.
Dari beberapa pengertian teknologi informasi tersebut pun, dapat dilihat manfaat dari adanya teknologi informasi. Keberadaan suatu teknologi terbaru, khususnya di dalam bidang layanan kesehatan tentu diharapkan mendatangkan berbagai macam manfaat. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang teknologi baru tersebut dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang berbeda, satu sisi mendatangkan manfaat namun di sisi lain mendatangkan sejumlah manfaat negatif atau dampak yang tak diinginkan. Namun, yang harus kita perhatikan pada ulasan kali ini adalah manfaat positif dari teknologi informasi. Manfaat yang ditimbulkan dari adanya hal tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi teknologi informasi sebagai penangkap (capture)
2.      Fungsi teknologi informasi sebagai pengolah (processing)
3.      Fungsi teknologi informasi sebagai Penghasil (generating)
4.      Fungsi teknologi informasi sebagai Penyimpan (storage)
5.      Fungsi teknologi informasi sebagai Pencari Kembali (retrifal)
6.      Fungsi teknologi informasi sebagai Transmisi (transmission)
Melihat begitu banyaknya manfaat yang ditimbulkan oleh teknologi informasi membuat kita sadar akan pentingnya hal tersebut di era globalisasi dan serba teknologi seperti saat ini

2.3              Pengertian Bisnis dan Perusahaan

bisnis merupakan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penjualan ataupun pembelian barang dan jasa yang secara konsisten berulang (a series of activities related to the sale or purchase of goods and services that are consistently repeated). Menurut Peterson dan Plowman, penjualan jasa ataupun barang yang hanya terjadi satu kali saja bukan merupakan pengertian dari bisnis.
Selanjutnya ditambahkan oleh Prof.L.R.Dicksee bahwa pengertian bisnis adalah suatu bentuk aktivitas yang utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang yang mengusahakan atau yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis adalah kegiatan atau bentuk aktivitas penjualan jasa dan barang yang bertujuan utnuk mencari atau memperoleh keuntungan kepada pihak yang berusaha yang berlangsung secara terus menerus selama masih memberikan keuntungan.




Perusahaan merupakan tempat suatu kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang berdaftar di penerintahan dan ada juga yang tidak terdaftar. Bagi sebuah perusahaan yang telah terdaftar dipemerintahan, mereka memiliki adan usaha untuk perusahaannya (status perusahaan yang terdaftar dalam pemerintah secara resmi)

2.4              Teknologi Informasi dalam Bisnis

Menurut O’brien (2007), saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan teknologi informasi perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis teknologi informasi senantiasa diselaraskan dengan rencana perusahaan, agar setiap penerapan teknologi informasi dapat memberikan nilai bagi perusahaan.
Sistem informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
a)      Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain. Dengan kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan juga harus mampu mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
b)      Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
·         Eliminasi proses.
·         Simplifikasi proses
·         Integrasi proses
·          Otomatisasi proses
c)      Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.


d)      Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep ebusiness semacan e-commerce, e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain sebagainya, pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.

2.5              Pendekatan Teknologi Informasi

Brynjolfsson mengungkapkan bahwa Teknologi Informasi digunakan hampir diseluruh lini perusahaan, sehingga hampir seluruh proses yang dilakukan perusahaan dari hulu ke hilir dapat menerapkan Teknologi Informasi. Teknologi informasi memperkenalkan 4 cara pendekatan implementasi ke dalam perusahaan, yaitu melalui :
a)      Pengukuran (measurement)
Metode ini menyatakan bahwa perusahaan dapat mengukur aktivitas pelanggannya menggunakan teknologi informasi, sehingga dengan mudah perusahaan dapat menentukan strategi bisnis yang akan dipakai.
b)      Eksperimen (experimentation)
Perusahaan terkadang membutuhkan percobaan langsung ke pelanggan terkait dengan fitur-fitur produk atau jasa yang akan diluncurkan. Teknologi informasi memberikan kemudahan untuk melakukan hal ini. Bisa dikatakan tahapan ini merupakan langkah berikutnya setelah dilakukan pengukuran.
c)      Berbagi (sharing)
Terkadang hanya inovasi-inovasi besar yang diumumkan di muka publik, akibatnya inovasi sederhana tanpa sadar tertutup. Teknologi informasi membuat masyarakat dapat melihat nilai-nilai inovasi mulai dari yang paling sederhana sampai inovasi yang memiliki nilai komersil tinggi. Inovasi sederhana belum tentu akan memberikan dampak sederhana juga untuk kelangsungan perusahaan, terkadang inovasi kecil pada tata cara kerja akan memberikan benefit tinggi.
d)      Replikasi (replication)
Teknologi informasi akan tinggi nilai gunanya jika sesuai dengan alur sistem perusahaan. Perusahaan yang mampu menerapkan teknologi informasi yang sesuai, tentu saja dapat meningkatkan kinerja mereka. Tidak semua lini bisnis perusahaan berbeda nyata, sehingga dimungkinkan terjadi sharing informasi antar perusahaan. Dua perusahaan yang karakteristiknya mirip dapat saling meniru teknologi informasi

2.6              CIO dalam Perusahaan

Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan untuk kepala teknologi informasi dalam sebuah organisasi. CIO biasanya melaporkan ke salah satu kepala keuangan atau, dalam Teknologi Informasi yang berpusat pada organisasi, untuk kepala eksekutif.
Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan umum diberikan kepada orang di suatu perusahaan bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang mendukung tujuan perusahaan. Sebagai teknologi informasi dan sistem menjadi lebih penting, CIO telah datang untuk dilihat di banyak organisasi sebagai kontributor kunci dalam merumuskan tujuan strategis. Biasanya, CIO dalam keputusan perusahaan besar delegasi teknis kepada karyawan lebih akrab dengan rincian. Biasanya, seorang CIO mengusulkan teknologi informasi suatu perusahaan perlu untuk mencapai tujuannya dan kemudian bekerja dalam anggaran untuk melaksanakan rencana tersebut. Biasanya, seorang CIO terlibat dengan menganalisis dan proses pengerjaan ulang bisnis yang ada, dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan alat-alat baru, dengan membentuk kembali infrastruktur fisik perusahaan dan akses jaringan, dan dengan mengidentifikasi dan mengeksploitasi sumber-sumber pengetahuan perusahaan. Banyak CIO menuju upaya perusahaan untuk mengintegrasikan Internet dan World Wide Web ke kedua strategi jangka panjang dan rencana segera bisnis.

2.7              Menejemen Strategik

Manajemen strategi atau manajemen strategik adalah keterampilan (seni), teknik, dan ilmu dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi serta mengawasi berbagai keputusan-keputusan fungsional sebuah organisasi (perusahaan bisnis ataupun non bisnis) yang selalu terpengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal dengan kondisi yang selalu berubah sehingga bisa memberi kemampuan pada perusahaan dalam pencapaian sasaran atau tujuan yang sudah ditetapkan.
Sedangkan Gluck et. al (1999) menjelaskan bahwa manajemen strategi merupakan suatu konsep yang berkembang, dimana hal ini dapat dilihat dari perkembangan yang semula berasal dari perencanaan keuangan yang kemudian berubah menjadi perencanaan berbasis ramalan, dan kemudian menjadi manajemen strategi.
 Wheelen dan Hunger (2004) juga menyatakan bahwa manajemen strategi mencakup empat elemen yang meliputi:
a.       Pemindaian lingkungan (environmental scanning).
b.      Perumusan strategi (strategy formulation).
c.       Penerapan strategi (strategy implementation).
d.      Evaluasi dan pengendalian (evaluation and control).
Sedangkan manfaat dari manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger (2004) adalah:
a.       Pemahaman yang lebih baik atas visi organisasi.
b.       Fokus yang lebih tajam pada apa yang secara strategis lebih penting bagi organisasi.
c.       Meningkatkan pemahaman akan situasi yang terus berubah dengan cepat.




2.8              Teknologi Informasi dalam Menejemen Strategik

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi dalam suatu organisasi.
1.      Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi.
2.      Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan.
3.      Memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis (Ward and Peppard, 2002).
Sering ditemukan bahwa penerapan Teknologi Informasi kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus pada teknologinya saja.
Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan Teknologi Informasi adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan Teknologi Informasi sebagai bagian solusi (Earl, 1992).
Perencanaan strategis Teknologi Informasi mempelajari pengaruh Teknologi Informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis Teknologi Informasi juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi Teknologi Informasidengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward & Peppard, 2002).
Beberapa karakteristik dari perencanaan strategis Teknologi Informasi antara lain adalah adanya misi utama yaitu keunggulan strategis atau kompetitif dan kaitannya dengan strategi bisnis, adanya arahan dari eksekutif atau manajemen senior dan pengguna, serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan bottom up dan analisa top down (Pant & Hsu, 1995).



BAB 3 

3.1              Gambaran Umum Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo

Rumah Sakit Rizani adalah salah satu rumah sakit swasta yang didirikan di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur yang menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dari staf berdedikasi dan profesional dengan menggunakan teknologi terkini dan fasilitas berstandar tinggi bagi masyarakat. RS ini berada di wilayah yang strategis yaitu antara Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Situbondo tepatnya di Jalan Raya Surabaya – Situbondo KM 137 Desa Sumberejo Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.
RS Rizani telah menetapkan visi dan misi untuk menjamin tersedianya layanan yang dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ada visi,misi, nilai, dan motto RS Rizani:
Visi:
Terwujudnya rumah sakit yang terpercaya dengan pelayanan kesehatan yang orofesional, handal, mampu berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran modern yang berstandar internasional.
Misi:
1.      Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat secara profesional, terjangkau, paripurna, efisien, efektif, manusiawi dan memuaskan.
2.      Mendorong terwujudnya sumberdaya manusia yang profesional, akuntabel, dan berorientasi pada pelanggan.
3.      Memberikan pelayanan dengan tetap memperhatikan aspek sosial ekonomi.
4.      Selalu melakukan inovasi dalam pelayanan, fasilitas, dan sumber daya insani.
Nama RS Rizani juga memiliki kepanjangan yaitu :
R         = Responsive, cepat tanggap dalam melayani dan menyelesaikan masalah pasien
I           =  Inexpensive, fasilitas modern dengan tarif yang terjangkau
Z          =  Zestful, selalu semangat dalam pelayanan dan totalitas saat bekerja
A         =  All-in, memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat
N         =  Nearest, rumah sakit yang terpercaya dengan pelayanan kesehatan yang profesional yang berada sangat dekat dengan masyarakat Kab. Probolinggo terutama daerah Paiton dan sekitarnya
I           =  Innovative, selalu melakukan inovasi dalam pelayanan, fasilitas, dan sumber daya Insani
          Seadangkan motto rumah sakit Rizani adalah “Kami senantiasa Mengutamakan Kesehatan Pasien”.

3.1.1        Struktur Organisasi Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo


Gambar 3.1 Struktur Organisasi


Berikut adalah pelayanan yang tersedia di RS Rizani, baik pelayanan medis maupun pelayanan penunjang medis.
A.    Pelayanan Medis
1.      Instalasi Rawat Jalan
·         Poli spesialis anak
·         Poli spesialis penyakit dalam
·         Poli spesialis bedah umum
·         Poli spesialis bedah tulang
·         Poli spesialis paru
·         Poli spesialis penyakit kulit dan kelamin
·         Poli spesialis mata
·         Poli spesialis THT
·         Poli spesialis gigi
·         Poli gigi umum
·         Poli spesialis jantung pembuluh darah
·         Poli spesialis syaraf
·         Rehabilitasi medik/fisioterapi
·         Medical check up (MCU)
2.        Instalasi Rawat Inap
3.        Instalasi Gawat Darurat
4.        Instalasi Bedah Sentral
5.        Instalasi Perawatan Intensif (ICU & NICU)
6.        Kamar Bersalin
7.        Instalasi Rekam Medis
B.     Pelayanan Penunjang Medis
1.        Instalasi Radiologi 24 jam
2.        Instalasi Laboratorium 24 jam
3.        Instalasi Farmasi
4.        Ambulance 24 jam
5.        Instalasi Gizi
6.        Rehabilitasi Medik
7.        Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS)
8.        Instalasi Pengelolaan Air Limbah
9.        Instalasi Pemulasaran Jenazah




3.2              Teknologi Informasi pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo

3.2.1             Teknologi dan Sistem Informasi yang di gunakan di Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo


Rumah Sakit Rizani Paiton merupakan salah satu rumah sakit yang ada di Kabupaten Probolinggo yang telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dimana SIMRS itu sendiri berfungsi untuk memudahkan dan memaksimalkan pelayanan yang dimiliki oleh RS Rizani.
Pada penerapan SIM di RS Rizani, pihak manajemen menggunakan metode outsourcing, yang menurut O’Brien, merupakan metode dengan pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi saat ini dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan teknologi informasi, outsourcing digunakan untuk menjangkau fungsi IT secara luas dengan mengontrak penyedia layanan eksternal. Yang mendorong organisasi menggunakan metode ini adalah pertimbangan biaya, waktu, ketersediaan SDM, dan kebutuhan layanan dukunga pelanggan.
Meskipun menggunakan pihak ketiga sebagai pihak yang merancang SIM, dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak programmer, metode pengembangan SIM yang digunakan adalah SDLC (Structured Design Life Cycle), yaitu sebuah metodologi dalam pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan sistem.

3.2.2             Peran Divisi Tekologi Informasi dalam Bisnis


Departemen teknologi informasi sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi departemen teknologi informasi di perusahaan. Terkadang banyak perusahaan memandang sebelah mata akan peran teknologi informasi dalam menunjang proses di perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar teknologi informasi berperan atau ikut andil dalam memajukan perusahaan.
Peranan departemen TI di perusahaan dapat diketahui dengan melihat keuntungan-keuntungan penerapan teknologi TI di perusahaan tersebut, misalnya:
1.     Proses yang sebelumnya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dan lain-lain.
2.    Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya TI. Sebab TI akan memperpendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan TI hanya butuh waktu 1 hari.
3.    Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan TI, informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan perusahaan lebih kompetitif, sebab pengambilan keputusan yang lambat akan membuat perusahaan kehilangan right implementation timing.
4.    Penghematan biaya promosi dan pemasaran. Teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk promosi lewat website dengan biaya sangat murah. Konsumen juga dapat melihat profil perusahaan serta informasi-informasi umum dari perusahaan dimana pun dan kapan pun.
5.    Sistem informasi terintegrasi disemua lini perusahaan, sehingga terjadi peningkatan kinerja. Pihak manajemen dengan cepat dapat mengetahui

kondisi perusahaannya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang yang jauh dan memakan biaya transportasi.

Jadi sebenarnya penerapan TI akan sangat menghemat biaya di semua aspek, baik tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen, namun memang diperlukan dana investasi yang cukup besar. Penerapan TI juga akan mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan daya saing perusahaan, sehingga secara otomatis margin profit yang diperoleh semakin tinggi. Perhitungan keuntungan yang dihasilkan oleh implementasi TI dapat dihitung dari penghematan-penghematan yang dihasilkan perusahaan, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai perusahaan. Hasil yang didapatkan sangat signifikan dan menunjukkan adanya perubahan besar di perusahaan

3.2.3             Kontribusi Teknologi Informasi untuk Keberhasilan Bisnis

Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan sebuah bisnis. Peranan utama teknologi informasi adalah membuat proses bisnis lebih terintegrasi, lebih cepat, tepat, dan informasi yang dibutuhkan selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Perusahaan tanpa teknologi informasi akan jauh tertinggal dari perusahaan lainnya, sehingga sekarang tanpa disadari teknologi informasi sudah melekat di semua lini perusahaan..

3.2.4        Pendekatan Teknologi Informasi

Sangat banyak cara penerapan TI dalam perusahaan. TI digunakan hampir diseluruh lini perusahaan, sehingga hampir seluruh proses yang dilakukan perusahaan dari hulu ke hilir dapat menerapkan TI. Brynjolfsson memperkenalkan empat cara pendekatan implementasi TI ke dalam perusahaan, yaitu melalui:
a.       Pengukuran (measurement)
Metode ini menyatakan bahwa perusahaan dapat mengukur aktivitas pelanggannya menggunakan teknologi informasi, sehingga dengan mudah perusahaan dapat menentukan strategi bisnis yang akan dipakai.
b.      Eksperimen (experimentation)
Perusahaan terkadang membutuhkan percobaan langsung ke pelanggan terkait dengan fitur-fitur produk atau jasa yang akan diluncurkan. Teknologi informasi memberikan kemudahan untuk melakukan hal ini. Bisa dikatakan tahapan ini merupakan langkah berikutnya setelah dilakukan pengukuran.
c.       Berbagi (sharing)
Terkadang hanya inovasi-inovasi besar yang diumumkan di muka publik, akibatnya inovasi sederhana tanpa sadar tertutup. Teknologi informasi membuat masyarakat dapat melihat nilai-nilai inovasi mulai dari yang paling sederhana sampai inovasi yang memiliki nilai komersil tinggi. Inovasi sederhana belum tentu akan memberikan dampak sederhana juga untuk kelangsungan perusahaan, terkadang inovasi kecil pada tata cara kerja akan memberikan benefit tinggi.
d.      Replikasi (replication)
Teknologi informasi akan tinggi nilai gunanya jika sesuai dengan alur sistem perusahaan. Perusahaan yang mampu menerapkan teknologi informasi yang sesuai, tentu saja dapat meningkatkan kinerja mereka. Tidak semua lini bisnis perusahaan berbeda nyata, sehingga dimungkinkan terjadi sharing informasi antar perusahaan. Dua perusahaan yang karakteristiknya mirip dapat saling meniru teknologi informasi
Metode-metode di atas memberikan pemahaman bahwa teknologi informasi dapat digunakan melalui banyak cara, tidak hanya keempat cara tersebut, berikut beberapa contoh lainnya:
1.      Aliansi Strategis
Aliansi dua perusahaan atau lebih dalam menghasilkan suatu produk bukan hanya bisa meringankan beban anggaran dan mempersingkat waktu, tetapi juga mempercepat proses produksi. Praktik aliansi akan memberikan efek positif pada produk yang dihasikan, produk tetap inovatif, dan diharapkan mampu meraih perhatian khalayak. Aliansi membantu perusahaan untuk mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai sumber-sumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin sulit dipelajari sendiri. Berbagai bentuk aliansi seperti penggabungan (merger), peleburan (consolidation), dan pengambilalihan (acquisition) menjadi pilihan strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan
2.      Research and Development secara annual
Sistem perusahaan mungkin tidak akan berubah secara drastis dalam jangka waktu panjang, namun dibutuhkan penyesuaian secara berkala untuk menghadapi gejolak pasar dalam jangka pendek. Perusahaan wajib terus mengembangkan teknologi informasi yang telah diterapkan untuk mengimbangi perubahan ini.
3.      Konsultasi Sistem Bisnis
Pada prinsipnya, konsultasi wajib dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan, namun khusus untuk teknologi informasi, konsultasi dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Sistem yang terintegrasi menuntut kerjasama seluruh pelaku bisnis, dan harus diperkuat dengan peranan akademisi untuk menentukan inovasi terkini terkait sistem tersebut.
4.       Pengontrolan Sistem down and up
Sistem yang baik wajib mengolah data yang benar dengan proses yang benar juga, sehingga didapatkan informasi yang sebenar-benarnya. Pengontrolan sistem berfungsi untuk mencegah terjadinya pemasukan data yang salah. Pengontrolan dilakukan pada seluruh proses, baik itu sebelum sistem digunakan, atau setelah sistem dipakai.

Perusahaan

Di era globalisasi, TI sangat diperlukan dalam setiap bidang, salah satu bagian terpenting yang memungkinkan kita untuk berbisnis dan berinovasi pada produk, jasa, serta proses bisnisnya. Terdapat tiga macam model fungsi TI, diantaranya adalah:
1.         The Partner Model
Dimana fungsi TI berperan aktif dan langsung dalam berkolaborasi dengan bisnis guna menciptakan inovasi melalui TI dan merealisasikannya. Cocok bagi perusahaan yang ingin mempromosikan inovasi bisnisnya melalui TI.
2.      The Platform Model
Model dimana fungsi TI memberikan aset, pelayanan, dan sumber daya terhadap inovasi bisnis dalam perusahaan. Bisa dikatakan sebagai pencipta inovasi. Mengutamakan dalam pengembangan platform dan kemampuan. Cocok diaplikasikan pada perusahaan global yang banyak divisi dimana masing-masing menjalankan beberapa bisnis yang berbeda.
3.      The Scalable Model
Model dimana fungsi TI menciptakan fleksibilitas yang maksimum dalam hal sumber daya manusia. Cocok digunakan pada perusahaan global yang bergerak di bidang bisnis yang bergerak di bidang bisnis yang berbeda.
Sejumlah teori mengatakan bahwa karakteristik industri dimana perusahaan itu berada akan sangat mempengaruhi tipe peran teknologi informasi dalam memberikan manfaatnya




3.2.6        CIO di Perusahaan

Di dalam buku “Information Systems Management in Practice”, Ralph Sprague beserta rekannya Barbara McNurlin menjabarkan bahwa setidaknya ada lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan (Sprague et.al., 1993), yaitu:
a.       Memahami Bisnis
Tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan.
b.      Membangun Citra Divisi
Tugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangun kredibitilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting mengingat banyak sekali karyawan yang menilai bahwa penggunaan sistem informasi secara strategis merupakan ciri perusahaan di masa mendatang, bukan saat ini.
c.       Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi
Melihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja sumber daya manusia (employees empowerment), seorang CIO memiliki tugas untuk memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan. Selain pemberian program-program pelatihan (training) yang bersifat edukatif, diperlukan suatu strategi untuk membuat karyawan tertarik belajar lebih jauh dan memanfaatkan teknologi informasi yang ada.

d.      Mencanangkan Visi Teknologi Informasi
Tugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Seorang eksekutif senior yang baik, adalah yang selalu bersifat proaktif.
e.       Pengembangan Sistem Informasi
Misi terakhir dari seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas menjadi nyata, yaitu merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan, yang terdiri dari komponen-komponen seperti software, hardware, brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain sebagainya. Secara berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan sistem informasi yang dimiliki perusahaan saat ini secara optimum, sejalan dengan rencana pengembangannya di masa mendatang





BAB 4 

4.1              Analisa Teknlogi Informasi Di Rumah Sakit Rizaani Paiton Probolinggo

Seperti yang telah dijelaskan pada bab tiga, bahwa teknologi informasi sudah dijalankan pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo yaitu berupa aplikasi SIMRS yang berfungsi untuk memberikan informasi (yang bersifat intern) kepada departement-departement yang ada dan CIO sebagai dasar pengambilan keputusan.
Meskipun menggunakan pihak ketiga sebagai pihak yang merancang SIM, dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak programmer, metode pengembangan SIM yang digunakan adalah SDLC (Structured Design Life Cycle), yaitu sebuah metodologi dalam pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan sistem.
1.                  Tahap Analisis
Programmer melakukan analisa secara mandiri yaitu dengan wawancara terhadap seluruh pegawai di setiap unit dan observasi lapangan untuk mengetahu informasi apa sajakah yang dibutuhkan pengguna nantinya dalam sistem. Hasil analisa kebutuhan, seperti instalasi farmasi ingin mengurangi tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk pencatatan yang masih manual, membutuhkan penyajian data yang cepat tentang stok obat sebagai perhitungan pengadaan dan pertanggung jawaban, farmasi ingin menghemat biaya untuk tenaga dan saran yang digunakan dalam sistem pencatatan normal, sarana pengawasan transaksi harian terutama keuangan, pengendalian stok obat, pengendalian masa kedaluarsa, dan sebagainya. Sehingga data yang dibutuhkan dari farmasi adalah:
a.       Nama obat
b.      Harga obat
c.       Koreksi stok opname
d.      Input stok awal
e.       Stok akhir
f.        Manajemen rak obat
g.      Rak detail
h.      Kelompok BHP (Barang Habis Pakai)
i.        Expired Date Obat
j.        Expired Date Review
k.      Kategori obat
l.        Golongan obat
m.    Master kategori dan golongan obat
Sedangkan kebtuhan untuk registrasi pasien yaitu :
1)         Data pasien
Data pasien terdiri dari: nomor rekam medis, nama pasien, perusahaan, no ktp, tanggal lahir, usia, alamat, gender, gol.darah, rujukan, rawat jalan/rawat inap.
2)         Data dokter
Data dokter terdiri dari : kode dokter, nama dokter, alamat dokter, telepon dokter, handphone dokter dan spesialis.
3)         Data perawat
Data perawat terdiri dari : kode perawat, nama perawat, telepon perawat, shift
4)         Data kamar
Data kamar terdiri dari kode kamar, nama kamar, klasifikasi kamar, jumlah tempat tidur
2.                  Tahap Perancangan Sistem
Selanjutnya dilakukan perancangan system Setelah dilakukan analisis, programmer melanjutkan ke tahap perancangan. Dimana ada perancangan konseptual dan perancangan fisik. Pada perancangan konseptual, kebutuhan pengguna dan pemecahan masalah yang sudah dianalisis kemudian dibuat untuk diimplementasikan. Kemudian dibuat evaluasi alternatif berupa:
a.         Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan, dan sebagainya), isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak.
b.         Penyimpanan data
Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan ditentukan lebih detail, termasuk ukuran data (misalnya, nama obat maksimal terdiri atas 25 karakter) letaknya dalam berkas.

c.         Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem.
d.         Prosedur pemrosesan dan operasi
Rancangan yang telah dibuat menjelaskan masukan yang telah diproses dan disimpan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Selanjutnya rancangan konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka antarmodul, serta rancangan basis data secara fisik. Hasil akhirnya berupa:
a.       Rancangan keluaran, berbentuk laporan dan rancangan dokumen
b.      Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data
c.       Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi antara pemakai dan sistem yaitu menu, ikon, dan lainnya.
d.      Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perngkat keras dan perangkat lunak yang digunakan.
e.       Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis data, termasuk penentuan kapasitas masing-masing.
f.        Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang dilengkapi dengan algoritma (cara modul atau program kerja bekerja).
g.      Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan dalam sistem (mencakup hal-hal seperti validasi, otorisasi, dan pengauditan).
h.      Dokumentasi, berupa hasil pendokumentasian hingga tahap perancangan sistem.
i.        Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem.
j.        Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru terhadap sistem lama yaitu manual.
Namun pada tahap perancangan ini tidak dibagikan kepada pihak rumah sakit. Sehingga jika ada perubahan informasi, pihak rumah sakit harus menghubungi programmer.
3.                  Tahap Implementasi Sistem
Berdasarkan perancangan fisik, pemrograman memulai melakukan pemrograman, merupakan aktivitas pembuatan program atau sederatan instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan masing-masing maksud instruksi. Kemudian dilakukan pengujian terhadap sistem, dan penerapan oleh pengguna. Setelah sistem dirancang, programmer mulai menguji sistem apakah sudah dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
4.                  Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Hingga saat ini pemeliharaan sistem yang telah beroperasi masih dilakukan khususnya oleh kepala unit perencanaan dan pengembangan. SIM yang telah ada di RS Rizani masih belum dapat memberikan informasi secara nyata, karena kurang up to date. Sedangkan untuk pembaruan informasi, pihak RS harus menghubungi programmer sebagai pihak ketiga, sehingga dibutuhkan waktu yang tepat untuk membarui informasi/input pada sistem. Selain itu, RS Rizani tidak memiliki programmer internal sehingga kepala unit perencanaan dan pengembangan harus melakukan pemeliharaan secara otodidak.
Setiap ruangan di unit sudah tersedia PC, 27 unit komputer dan 2 unit laptop (bagian manajemen). Berikut rincian ruangan yang tersedia PC:
·         2 unit di instalasi admisi
·         1 unit di instalasi rekam medik
·         3 unit di instalasi farmasi
·         1 unit di instalasi rawat inap King (VVVIP)
·         1 unit di instalasi rawat inap VVIP
·         1 unit di instalasi rawat inap VIP dan kelas 1
·         1 unit di instalasi rawat inap kelas 2 dan 3
·         1 unit di instalasi rawat inap VK
·         1 unit di instalasi poliklinik
·         1 unit di instalasi bedah sentral
·         1 unit di ruangan komite mutu
·         1 unit di ruangan komite PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
·         1 unit di ruangan sub bagian umum
·         1 unit di ruangan Manager On Duty (MOD)
·         3 unit di ruangan bagian keuangan
·         2 unit di ruangan sub bagian SDM
·         4 unit di ruangan sub bagian layanan perusahaan dan asuransi
·         1 unit di ruangan sekretaris akreditasi
Tidak semua unit masuk ke dalam SIM RS Rizani. SIM yang dirancang untuk rumah sakit hanya billing system dan farmasi. Instalasi yang terhubung dengan billing system adalah instalasi admisi (menyediakan informasi identitas pasien), instalasi rawat inap (menyediakan informasi tentang input keperawatan, jasa tenaga kesehatan), instalasi poliklinik (menyediakan informasi tentang input keperawatan, jasa tenaga kesehatan), instalasi bedah sentral (menyediakan informasi tentang input keperawatan, jasa tenaga kesehatan). Sedangkan untuk instalasi farmasi mempunyai sistem sendiri yang berkaitan dengan stok obat, dan terhubung pula pada billing system.


Gambar 4.1 Tampilan Interface Aplikasi SIMRS

Gambar 4.2 Tampilan Billing System


Gambar 4.3 Tampilan Input Instalasi Admisi

Gambar 4.4 Tampilan Input Keperawatan di Instalasi Ranap


Gambar 4.5 Tampilan Rincian Biaya





4.2              Kegunaan Teknologi Informasi di Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo merupakan aplikasi yang sangat membantu pekerjaan pada setiap departement yang ada. Berikut beberapa kegunaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo:
a.       Mempermudah menyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi.
b.      Akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual orang harus memeriksa satu demi satu transaksi pembayaran, sekarang dengan Sistem Informasi Manajement Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo hal tersebut cukup dilakukan dengan membandingkan laporan antar departement yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Maanajemen.
c.       Integrasi data disetiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja.
d.      Semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap atau pun rawat jalan dan pendaftaran.
e.       Peningkatan efisiensi, bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke arah analisis.
f.        Proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit dan dapat lebih konsentrasi untuk menganalisis laporan tersebut.
4.3              Sistem Informasi Eksekutif di Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo
Berdasarkan penjelasan tentang sistem informasi eksekutif dan sistem informasi rumah sakit, ruang lingkup dan bagian-bagian. Bisa kita menarik kesimpulan bahwa yang dinamakan sistem informasi eksekutif rumah sakit adalah sistem informasi yang menyediakan informasi bagi manajer eksekutif dalam membuat laporan manajemen atau mengambil keputusan dari beberapa subsistem yang ada didalam rumah sakit yang saling terintegrasi.
Dalam hal ini sistem informasi eksekutif rumah sakit di Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo di gunakan untuk memberikan informasi pada pihak eksekutif yang ada dalam rumah sakit, seperti pada manajer tingkat atas seperti direktur untuk mendapatkan informasi yang detail dari setiap bagian atau sub sistem yang ada di dalam rumah sakit.
Sistem informasi eksekutif rumah sakit bisa berisikan laporan informasi dari setiap modul atau subsistem yang ada di dalam rumah sakit yang saling terintegrasi. Misalnya informasi yang dapat diperoleh oleh manajer eksekutif melalui SIE rumah sakit meliputi :
1.      Jumlah pasien yang ada (dengan detail jenis kelamin pasien).
2.      Jumlah kamar yang terpakai.
3.      Total pembayaran pasien (belum atau sudah).
4.      Laporan jenis penyakit yang di derita dalam periode tertentu.
5.      Laporan pelayanan atau indicator pelayanan
Sehingga dari beberapa informasi yang diperoleh tersebut, pihak eksekutif bisa melihat informasi secara lebih rinci dari berbagai bagian yang ada di dalam sistem manajemen rumah sakit kemudian melakukan evaluasi dan mengambil keputusan atau tindakan untuk kemajuan perusahaan (rumah sakit) kedepannya.
4.4              Peran CIO di Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo
Sama seperti CIO pada umumnya, CIO pada rumah sakit di Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo juga sangat penting dan mutlak keberadaannya. CIO disini adalah direktur yang memimpin. Tugas utamanya yaitu memimpin dan merumusan kebijakan rumah sakit. Selain itu ada tugas fungsi lain yaitu :
a.       Membantu dalam pengelolaan rumah sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
b.      Penyusunan rencana strategik rumah sakit.
c.       Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan.
4.5              Pendekatan Teknologi Informasi rumah sakit di Rumah Sakit Rizani Paiton Kota Probolinggo dengan Measurement, Experimentation, Sharing, dan Replication
1.      Measurement (Pengukuran)
Rumah Sakit Rizani mengukur berapa banyak jumlah pasien yang ditangani RS baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Dari sini dapat dilihat grafik per periodenya sebagai langkah pengembangan rumah sakit ke depan.
2.      Experimentation (Percobaan)
Aplikasi SIMRS ini adalah aplikasi pertama pada Rumah Sakit Rizani, sehingga belum ada percobaan aplikasi kedua. Namun dari sini diketahui bahwa di Rumah Sakit Rizani telah mencoba untuk menggunakan teknologi informasi dalam bisnisnya sebagai rumah sakit swasta.
3.      Sharing (Berbagi)
Rumah Sakit Rizani belum menerapkan ini kepada masyarakat luas. Karena data pasien adalah data pribadi yang tidak sembarang bisa dibagikan.
4.      Replication (Replikasi)
Rumah Sakit Rizani melakukan replikasi produk agar mudah dilihat dari segi detail aplikasinya. Dengan melibatkan aktor dokter, perawat dan pasien.



BAB 5 

5.1              Kesimpulan

1.      Sistem Informasi Eksekutif (EIS) memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan sistem informasi dalam segala bidang tak terkecuali di bidang di rumah sakit Rizani sebagai bahan pengambilan keputusan.
2.      Aplikasi penerapan Riil Teknologi Informasi pada rumah sakit Rizani yaitu aplikasi SIM-RS.
3.      Dengan pendekatan Teknologi Informasi, Penerapan Teknologi Informasi pada rumah sakit Rizani sudah bagus namun masih perlu ada pengembangan.
4.      CIO sangat penting bagi perusahaan, juga pada rumah sakit Rizani karena sebagai top level management dalam pengambilan keputusan.
5.      Divisi TI pada perusahaan, juga pada rumah sakit Rizani sekarang ini sangat penting, karena mengikuti jaman yang serba digital dan mengingat manfaat TI bagi bisnis.
6.      Era seperti saat ini membutuhkan keberadaan Teknologi Informasi (TI). Keberadaan Teknologi Informasi memberikan peran dalam peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan.
7.      Teknologi informasi membuat top management mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat karena data perusahaan dapat diakses setiap waktu.
8.      Teknologi informasi dibutuhkan dalam seluruh proses bisnis tanpa kecuali, sehingga sudah menjadi keharusan untuk mengimplementasikan teknologi informasi di perusahaan.
9.      Peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan dapat dilakukan dengan pemberdayaan teknologi informasi dengan hasil yang signifikan.

5.2              Saran

Pihak RS Rizani diharapkan dapat mengembangkan sistem informasi manajemennya sendiri (tidak outsourcing) demi kenyamanan perbaikan maupun pemeliharaan sistem yang telah ada saat ini salah satunya dengan memiliki sumber daya IT yang ahli di bidangnya. Selain bisa mengembangkan sistem secara mandiri, pihak RS juga akan dapat menambahkan/memperbarui informasi-informasi yang terkait demi kemajuan di RS.
Bagi penelitian lain diharapkan dapat mengidentifikasi lebih dalam mengenai pemanfaatan SIM di RS Rizani. Baik secara internal maupun eksternal, sehingga bisa dilihat seberapa besar manfaat dengan diberlakukannya SIMRS.





O'Brien JA, 2007. Management Information Systems: Managing Information Technology in the E-Business Enterprises. 10th Edition, Irwin Inc. Boston, 2007. McLead, Jr Raymond dan George P. Schell. 2004. Management Informastion System, 9th edition. Prentice Hall, Inc.
Wheelen, Thomas L. Dan J. Davis Hunger. 2004. “Strategic Business and BusinessPolicy”. 9th edition. Pearson Education International.
Fatta, Al Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Jogjakarta: ANDI
Khairani, Enny. 2009. Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009. Skripsi: Universitas Sumatera Utara. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14627/1/10E01009.pdf (diakses tanggal 20 Oktober 2016)
Marimin, dkk. 2009. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo
Anonim. 2009. Peranan TI Dalam Organisasi Perusahaan.http://jane.blog.uns.ac.id/2009/11/17/peranan-it-dalam-organisasi-perusahaan/ [25 Februari 2012]


Semoga dari yang saya share tadi bisa bermanfaat bagi kalian semua. kalian bisa download file PDFnya disini DOWNOAD FILE PDF DISINI 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARBOLNAS. dapatkan cashbacknya di SHOPBACK